Rumus Kandungan Basis Kadar Air

Peranan kadar air basis basah dan kering

Kadar air merupakan pemegang. peranan penting, kecuali temperatur maka aktivitas air mempunyai tempat tersendiri dalam proses pembusukan dan ketengikan. Kerusakan bahan makanan pada umumnya merupakan proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik atau kombinasi antara ketiganya. Berlangsungnya ketiga proses tersebut memerlukan air dimana kini telah diketahui bahwa hanya air bebas yang dapat membantu berlangsungnya proses tersebut.Tabrani (1997)

Rumus Kandungan Basis Kadar Air

Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen.  (Syarif dan Halid, 1993).

Rumus Kandungan Basis Kadar Air

Kadar air suatu bahan biasanya dinyatakan dalam persentase berat bahan basah, misalnya dalam gram air untuk setiap 100gr bahan disebut kadar air berat basah. Kadar air basis basah dapat ditentukan dengan persamaan berikut :

Rumus basis kandungan kadar air basah
Rumus basis kadar air basah

Dimana :
m         = Kadar air basis basah (%)
Wm     = Berat air  dalam bahan (gr)
Wd      = berat bahan kering mutlak (gr)
Wt       = Berat total = Wm + Wd dalam (gr )

Cara lain untuk menyatakan kadar air adalah kadar air basis kering yaitu : air yang diuapkan dibagi berat bahan setelah pengeringan. Jumlah air yang diuapkan adalah berat bahan sebelum pengeringan dikurangi berat bahan setelah pengeringan dan dinyatakan dalam persamaan berikut:

Rumus Kadar air basis kering
Rumus kandungan Kadar air basis kering

Dimana :
M         = Kadar air basis kering (%)
Wd       = Berat air dalam bahan (gr)
m         = Berat bahan kering mutlak (gr)

= Kadar air basis basah

Berat bahan kering adalah berat bahan setelah mengalami pemanasan beberapa waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan). Pada proses pengeringan air yang terkandung dalam bahan tidak dapat seluruhnya diuapkan. (Kusumah, Herminianto dan Andarwulan, 1989).

Semoga Artikel ini bermanfaat untuk anda.
Artikulli paraprakKesesuaian Lahan Kakao Dengan Klasifikasinya
Artikulli tjetërDigital Thermometer Telinga ET-100B

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini