Melalui Modernisasi Teknologi Tingkatkan Produksi Pertanian

Tingkatkan Produksi Pertanian Melalui Modernisasi Teknologi ( kutipan analisadaily[dot]com)

Wakil Presiden Boediono mendorong peningkatan produksi pertanian melalui modernisasi teknologi dan transformasi pertanian demi memaksimalkan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
“Sektor pertanian selama ini memberikan kontribusi penting bagi perekonomian nasional sehingga perlu dapat perhatian,” kata Wapres Boediono di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) di Bogor, Selasa (25/9). Bogor(Analisa).

Hal tersebut disampaikan saat Wapres Boediono menyampaikan orasi ilmiah “Transformasi Struktural Sektor Pertanian untuk Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional” dalam Sidang Terbuka dies natalis ke-49 IPB.

Hadir dalam acara itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, Menteri Pertanian Suswono, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriyawan, serta Rektor IPB Herry Suhardiyanto.

Menurut Wapres, pemerintah sedang menyiapkan program ketahanan pangan yang berkelanjutan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi secara signifikan, Ketahanan pangan dimaksud adalah melalui peningkatan produksi pertanian. Wakil Presiden Boediono mengatakan peningkatan produksi pertanian juga dapat dilakukan perbaikan infrastruktur pertanian.

“Tujuannya adalah untuk memaksimalkan pertanian demi pembangunan ekonomi,” katanya.

Guna mendukung sebuah transformasi pertanian, menurut Wapres, perlu adanya program khusus swasembada pangan dan perlu adanya kebijakan stok pangan yang memadai serta ketahanan pangan. Dikatakan Wapres ketahanan pangan yang dimaksud adalah soal ketersediaan dan keterjangkauan pangan oleh setiap rumah tangga. Untuk melengkapi program ketahanan pangan maka pemerintah perlu memberikan perhatian khusus untuk kelompok miskin. (Ant)

Melalui Modernisasi Teknologi Tingkatkan Produksi Pertanian

sama persis halnya yang dikutip [merdeka.com]

Wakil Presiden Boediono menyebutkan, setidaknya ada dua kunci agar Indonesia bisa meningkatkan produksi pertanian. Yakni ketahanan pangan dan transformasi pertanian. Ketahanan pangan yang berkelanjutan dapat dicapai hanya dalam konteks transformasi pertanian yang berhasil.

“Transformasi pertanian adalah basis dari ketahanan pangan yang sustainable,” kata Wapres dalam orasi ilmiah saat Dies Natalis IPB ke 49 di Gedung Graha Widya Wisuda, kampus IPB Dermaga, Bogor, Selasa (25/9).

Khusus untuk transformasi pertanian, terdapat tiga hal yang harus dilakukan semua pihak. Pertama, modernisasi mulai dari teknologi, institusi dan infrastruktur pertanian. Kedua, integrasi sektor pertanian dengan sektor-sektor perekonomian nasional lain. Ketiga, maksimalisasi peran pertanian dalam pembangunan dan menciptakan nilai tambah dari sektor pertanian nasional pada khususnya.

Jika langkah tersebut bisa dijalankan, Wapres optimis produksi pertanian bisa ditingkatkan. Transformasi pertanian yang mencakup modernisasi pertanian serta ketahanan pangan, bisa dihasilkan melalui pemberian subsidi dan bantuan APBN.

Sementara, ketahanan pangan mencangkup dua hal, yakni masalah ketersediaan pangan (availability) dan keterjangkauan pangan (accessability & affordability). Peningkatan produktivitas juga akan memberikan dua pengaruh terhadap suplai pangan dan peningkatan daya beli petani dan konsumen. Wapres mengutip hasil penelitian McKinsey terhadap produktivitas pekerja Indonesia di sektor pertanian pada 2010 yang baru mencapai USD 3.000. Sedangkan di tahun yang sama, Malaysia justru mencapai USD 9.000. Padahal, kedua negara ini memiliki kondisi geografis tidak jauh berbeda.

“Kalau kita bandingkan nilai produksi pertanian dari 2010 hingga 2030, akan terjadi peningkatan hingga USD 310 miliar. Ini bukan angka kecil. Jumlah ini akan masuk dalam sirkulasi ekonomi Indonesia,” paparnya.

* Semoga Artikel Ini Bermanfaat Untuk Anda.
Artikulli paraprakPetani Antisipasi Kemarau dengan Tips & Ide
Artikulli tjetërHarga Cengkeh Variatif Mahal dan Murah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini